Sunday, September 18, 2011

Huru-Hara Inforient

“KESMMAT………”!!!
“Kompak “
“Integral kamu kesini…!!!
“cepat……!!!
“apa yang saya sampaikan tadi???”
“tidak tahu kak…”
“dasar pongo.. eh, cepat kamu Push Up.”
“Eh dodol, punya telinga tidak. Saya bilang push up yah push up bego!!!
uh… mentang-mentang mereka udah senior. Ngejekan kita bilang begolah, fuma, masa hanya hal sepele itu langsung disuru Push Up. Apalagi di siang bolong kaya gini, kalau laki-laki yah… ngga apa-apa tapi temanku kan perempuan. Gumam dalam hati
keringatnya bercucuran, tangan-tangan mulai gemetar, karena sudah tidak mampu lagi untuk Push Up, air matanya makin tumpah. “ kak….. aku udah ngga mampu kak…”
“hei teman-teman senior lihat ini ada anak mami masuk kampus. masa Cuma di hukum segitu aja langsung nangis. Sudah kamu kebelakang gabung bersama teman-teman yang lain”
“oi… kamu yang lagi nunjuk gigi, kesini!!! Seorang senior memanggil teman ku lagi. Mulut jelek, gigi kuning, ei.. kami yang di depan sini juga giginya pas. Ada yang lucu di depan yah… sehingga kamu ketawa????”
Temanku ini hanya bisa diam, karena suara yang keluar dari senior itu membuatnya gerogih.
“nama kamu siapa”???
“abdel kak…”
“Nama Cantik”???
“Kal………Kul……… us “
“Kamu ketawa siapa tadi…? Kamu gila yah….???”
“Tidak kak…….”
“eh suanggi ,saya belum selesai bicara”
“Maaf Ka……“
“sekarang vovoki yang disamping kamu itu, kamu lari keliling halaman kampus ini dan sambil berteriak vovoki layu, vovoki layu. Cepat…!!!
“tapi kak………”
“apa kamu mau dapat hukuman yang lebih berat lagi??? Ayo cepat lari dan teriak. Vovoki layu (abdel sambil di dorong)”
***
Memasuki hari terakhir Inforient. Awan dilangit Nampak ke abu-abuan. Waktu ashar pun telah usai. Kami Mahasiswa baru Matematika semuanya disuru masuk kedalam sebuah ruangan yang agak gelap, lampu yang di dalam ruanganpun telah dimatikan.
“semua Jongkok stengah, dan sambil berpegang tangan antara satu dengan yang lain”
Senior lain pun memberikan perintah untuk mata kami semuanya di tutup dengan kain.
“ada yang mau complain??? Ada tidak??
“ada Kak….” (seorang teman disampingku acungkan tangan)
“yah… silahkan”
“kak, sebenarnya salah kami apa? Sehinngga kami dilakukan seperti pada jaman penjajahan saja???”
“salah kalian sangat banyak, kami tidak perlu menyampaikan satu persatu di depan sini.”
Kaki kami mulai bergetar, karena jongkok yang begitu lama, aku yang laki-laki saja mulai lemah apalagi yang perempuan, disamping kiriku salah seorang temanku di tarik dengan paksa entah mau digiring kemana aku juga ngga tahu.
“kalian tidak punya perasaan………!!! Teriak salah seorang temanku
Kami bukan robot. Kami seperti kalian manusia juga, yang mempunyai batas kemampuan. Bukan juga suanggi”
Suara temanku terbata-bata suasana yang semula hening kini berubah menjadi tegang, akhirnya senior-senior pun menyuruh kami untuk duduk dan mata kami yang diikat dengan kain di suru lepas.
“ternyata perjuangan kalian selama tiga hari ini sia-sia karena ada beberapa teman kalian yang tidak berhasil menjadi mahasiswa seutuhnya” tutur salah seorang senior dengan nada sedih.
Kamipun sangat tegang banyak sekali yang di sampaikan oleh senior, tangis pun mulai pecah, air mata pun mulai bercucuran membasahi pipi kami, bukan hanya kami yang air mata tumpah tetapi senior-senior pun merasakan hal yang sama. Dengan kondisi semacam itu tiba-tiba lampu yang berada di depan dengan serentak di nyalakan dan terlihat dari jauh kain terpampam dengan tulisan SELAMAT MENJADI MAHASISWA SESUNGGUHNYA DI KAMPUS KEBAIKAN.